< hamlennon.com: April 2007
hamlennon.com

We always talkng about beatles and their life story

 
 
 
Name :
Web URL :
Message :

Thursday, April 12, 2007

Oh my friend


Geger lagi nih IPDN. Kali ini satu Praja tewas lagi, sudah pada tahukan sebabnya. Cliff Muntu, 19, tewas akibat premanisme oleh para seniornya. Ada beberapa pendapat menarik dari para Blogger, sampai-sampai mereka memasang banner di blognya masing-masing yang bertuliskan : "Bubarkan IPDN, selamatkan para calon pemimpin bangsa".

Beberapa fakta menarik dibalik kasus ini. Pertama, Cliff Muntu ternyata punya tanggal lahir yang sama denganku. Klo Cliff lahir tanggal 8687 (tanggal 8 bln 6 thn 87) sedangkan aku 8686 (tgl 8 bln 6 thn 86). Sekedar informasi Mantan Presiden kita, Soeharto, juga lahir di tanggal yang sama. Kedua, salah satu tersangka pemukulan, Hikmat Faisal, adalah temen mainku waktu masih kecil(TK). Hikmat Faisal Praja dari Kalimantan Tengah, terakhir ketemu sih waktu kita ikut tes masuk IPDN. Sayang dia tidak beruntung! Dia diterima masuk IPDN akhirnya. Malang sekali nasibmu Sal.

Ada yang mau nanya kenapa aku tes IPDN? Ah udahlah, lagian aku ga pernah kepengen masuk sana. Yang maksa ortu, aku sih ngikut aja. Alhamdulillah, Allah SWT masih menyayangi makhluknya yang satu ini. Rasanya seperti orang yang didakwa masuk penjara tapi akhirnya dilepaskan karena terbukti tak bersalah. Legaaaa banget. Siapa juga mau jadi camat, cita2ku tuh ya pengen jadi Gubernur, bukan jadi camat, hahaaha!

Kembali ke Faisal, kemaren coba-coba nyari kabar tentang nie orang. Biasanya koran andalan Kal-Teng pasti punya beritanya. Tinggal klik Kaltengpos.com dan binggo! Ini beritanya

“Tak Percaya Dia Begitu”
Mengenal Hikmat Faisal Dari Dekat

AWALNYA rumah kayu bercat hijau di dekat jembatan Butong, Jalan Panglima Batur, terlihat agak sepi Minggu (8/4). Sebuah sepeda motor parkir di depan. Sang pemilik rumah, Syarifuddin memakai baju kaos oblong tampak berdiri di ruang tamu.

Dengan ramah dia mempersilakan wartawan koran ini, masuk ke dalam. Syarifuddin bersalaman dengan wartawan. Dari jarak dekat, terlihat jelas guratan kesedihan dan kecemasan di wajahnya. Dekat tempat dia duduk, terpampang foto dua pemuda gagah berseragam. Salah satunya putih-putih ala militer Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN). Tak salah lagi, dia itu Hikmat Faisal (21), putra Syarifuddin yang menempuh pendidikan di IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jabar.

Beberapa menit kemudian, Ny Fatimah, ibunda Faisal ikut bergabung. Begitu pula beberapa kerabat keluarga tersebut datang satu per satu memberikan dukungan moril. “Saya tak percaya Faisal sampai tega berbuat begitu. Sejak kecil anak itu tak pernah keras dan kasar kepada orang lain. Faisal pendiam dan tak pernah buat macam-macam. Saya terkejut dan keluarga kami shock,” kata Ny Fatimah sambil terisak-isak.

Sikap Faisal itu, juga terus didukung nasihat dari orang tuanya. Setiap bicara lewat telepon atau bertemu saat Faisal libur, Fatimah dan suaminya tak pernah lupa mengingatkan anaknya agar tidak berkelahi, memukul orang, dan sekolah harus sampai selesai.

“Saat dia pertama berangkat dari Muara Teweh, pesan itu yang saya sampaikan. Saat dia datang libur, atau kami bicara lewat telepon, saya juga terus mengingatkan pesan. Saya terpukul dengan kondisi ini,” ujar ibu tiga anak itu.

Pesan itu sempat terbukti. Keluarga Syarifuddin mendengar cerita, salah satu praja IPDN asal Batara, bernama Taheta pernah hendak dihukum oleh seorang seniornya. Tapi Taheta menyebut nama Faisial selaku senior pembimbing di kontingen Kalteng, hingga dia urung dipukuli.

Sambil mengingat kembali perbincangan terakhir dengan sang anak, Fatimah mengaku, komunikasi lewat telepon dilakukan Selasa (3/4). Waktu itu, Faisal minta dikirimkan pakaian. Fatimah sempat mengirim paket pakaian dalam buat putranya.

Kendati kalut mengethaui kondisi putranya, Syarifuddin dan Fatimah sempat menitipkan ucapan bela sungkawa kepada Keluarga Cliff Muntu di Manado. “Kami sekelurga turut menyatakan duka cita dan belasungkawa sedalam-dalamnya terhadap keluarga Praja IPDN yang ditinggalkan. Kami menyerahkan masalah anak kami dan percaya dengan proses hukum yang dijalankan,” timpal Syarifuddin.

Simpati terhadap Faisal datang pula dari Ikatan Alumni IPDN di Barito Utara (Batara). M Iman Topik MSi, alumni IPDN angkatan II tahun 1993 mengatakan, dirinya seakan tak percaya terhadap kejadian yang melibatkan Faisal.

“Kenapa harus terjadi pada Faisal. Dia Ketua kontingen Kalteng dengan kondite baik. Tak pernah terdengar dia terlibat masalah. Tiba-tiba datang berita secara nasional. Ini jelas pukulan bagi kami selaku seniornya,” ujar Topik.

Topik memaparkan, saringan masuk IPDN amat ketat. Tak semua orang bisa menembus pendidikan praja tersebut. Faisal bukan hanya menjadi Praja, tapi berprestasi pula dalam beberapa kegiatan. Antara lain terpilih menjadi Polisi Praja (Praja). Jumlahnya Cuma 50 orang yang disaring dari 999 orang.

Berhubung bakat dan potensinya besar, pemuda itu juga dipercaya menjadi anggota tim elit di IPDN, yakni Pasukan Pembawa Bendera Pusaka (Pataka). Faisal malah dipercaya sebagai koordinator. Belakangan posisi penting ini pula yang mungkin menyeret dirinya dalam kasus tewasnya Cliff Muntu.

“Kami seluruh alumni IPDN di Batara dan Kalteng mengucapkan turut berbela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya Cliff. Kepada keluarga yang ditinggalkan agar selalu tabah dan kuat dalam menghadapi cobaan,” sebut Topik sambil menangis.(kia)

---Jadi kasian juga nih sama keluarga Faisal. Tapi mau gimana lagi bung. Negara ini negara hukum dan setiap tindak kejahatan pasti ada hukumannya. Mudah-mudahan Polisi bisa mengusut kasus ini setuntas-tuntasnya.


baca selengkapnya

posted by Ilham Pandu @ 5:57 PM 7 comments

Sunday, April 01, 2007

Whatz Up

Apa kabar semua? Fuih.... Lama uda ga ngeblog, maklum barusan menempuh hidup baru. Bukan nikah maksudnya tapi sekarang uda jadi Ketua HMTA. Bulan ini emang banyak cerita baru nih, mulai dari tugas kuliah yang makin banyak, sampai sakit-sakitan yang ga jelas. Tapi mudah-mudahan itu semua cuma cobaan kecil, yang penting bisa di handle.

Alkisah semua dimulai dari tugas awal kepresidenan yaitu membentuk kabinet. Harus bener-bener serius nih coz orang-orang ini yang bakalan nemenin perjuangan setahun kedepan. Terus kepikiran nih bikin sistem baru buat recruitment, alhamdulillah dapat beberapa masukan dari teman-teman N kakak-kakak sekalian. Akhirnya dipake juga sistem "Interview Recruitment" yang mana sistem ini ga pernah dipake oleh kepengurusan-kepengurusan sebelumnya, setidaknya selama dua tahun terakhir. Jadi sebelumnya klo ga pake sistem "Close Recruitment" (langsung ditunjuk oleh Presiden, mulai dari Kabid sampai anggota) kita make sistem "Volunters Recruitment" (Kalau kamu mau masuk, ya masuk aja, jumlah pengurus ga dibatasi).

Setiap sistem recruitment punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Klo pake sistem "Close Recruitment" kelebihannya : Bakalan efektif dari segi jumlah dan kerja. Misal dengan jumlah pengurus 30 orang, bakalan mudah buat kita untuk mengorganisir dan semua bakalan kerja dengan maksimal. Kelemahannya nih, mau ga mau orang yang kita pilih itu orang-orang yang kita kenal. Maksudnya "kenal" dalam artian dia uda sering kerja bareng kita, jadi kita tau betul ini orang kerjanya kayak gimana. Tentu ini ga adil buat teman-teman kita yang lain, dimana mereka juga punya skill alias mampu tapi kebetulan kita ga kenal.

Terus sistem "Volunters Recruitment". Kelebihannya ada di KKN alias KeKeluargaaN. Jadinya nanti kepengurusan bakalan jadi "keluarga besar", klo mau jadi pengurus masuk aja, ga peduli aku kenal kamu atau ga. Jadinya semua punya kesempatan yang sama. Kelemahannya, dengan jumlah orang yang mencapai 100-an orang, kerja bakalan ga efektif. Kemungkinan ada pengurus yang ga kerja itu besar. Terus kebayang ga mimpin rapat dengan jumlah peserta 100-an orang. Kuliah aja sekitar 40 orang uda ribut kaya gitu! Apalagi 100-an orang, parahnya kita bukan Dosen lagi.

Klo pake sistem "Interview Recruitment" bakalan lebih banyak kelebihannya daripada kelemahannya. Jadi, sedari awal calon pengurus memiliki kompetensi yang kita inginkan. Misal :

1. Niat!, Innamal A'malu bin Niat. Segala sesuatunya itu tergantung dengan niatnya. Terus darimana aku tau mereka niat jadi pengurus? Yang pasti buat apa mereka cape-cape datang buat interview : Ribet, ngantri, ngisi ini-ngisi itu, face to face lagi. Kebayangkan niatnya mereka?

2. Kita bisa tau skill mereka. Jadi ga peduli kita uda kenal dia atau uda pernah kerja bareng kita. Kalau kita belum kenal, ya kita "kenalan" disana, terutama mahasiswa-mahasiswa baru yang masih hijau sekali. Gali pemikiran mereka hasilnya kita tau skill mereka.

3. Kiat bisa tau bidang yang cocok buat dia. Jadi kita bisa memnentukan anak ini masuk bidang mana lalu cocok jadi apa? Kabid atau Staff Bidang.

4. Insyaallah! Kerjanya mereka nanti bakalan serius. Iya dong! merekakan orang yang terpilih dari sekian puluh orang. Tentu mereka ga bakalan menyia-nyiakan kesempatan ini. Apalagi mereka sudah setuju dengan Regulasi Recycle Cabinet.

Begitulah kawan, mudah-mudahan awal yang sungguh menyakinkan ini bisa berakhir dengan indah. Aku minta doa restu dari teman-teman semua, semoga semua bisa berjalan dengan lancar. Amiiin!.

Viva Tambang.... Mantap sekaliiiii!!!
baca selengkapnya

posted by Ilham Pandu @ 9:11 PM 3 comments

About Me

Name: Ilham Pandu
Home: Yogyakarta, DIY, Indonesia
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archieves
Links
Affiliates

 

Check PageRank

Beatlesnews

BLOGGER

Site Meter

 
 
© 2007 hamlennon
Design by hamlennon